Salah Sangka

>> Rabu, 06 Agustus 2008

Siang itu sangat terik, seperti biasa aku yang kepanasan tidur-tiduran dilantai sambil membaca majalah favoritku. “Panas… panas …. Hari ini kok panas sekali ya ?” mengibas-ngibaskan majalahnya. “Udah mandi aja sana biar ngga panas!” adikku memberikan saran. “Ah malas entar malah sakit lagi ogah ah” jawabku menggerutu. “Wi, ambil jemuran didepan dong biar bisa langsung setrika!” menyuruhku sambil memasak. “Nanti aja, harinyakan lagi panas banget entar aku item lagi” jawabku datang menghampiri ibuku yang sedang memasak.

Dari dapur tiba-tiba terdengar ada suara motor yang berhenti didepan rumah. Ibuku kemudian menyuruhku untuk melihat siapa yang datang. Karena harinya sangat panas aku menyapa orang yang datang itu dari pintu rumah. “Cari siapa ya mas?” tanyaku seraya mengibas-ngibas wajahku dengan majalah yang kupegang sejak tadi. “Mau beli RW dik?” Tanya laki-laki itu dari kejauhan. Karena jaraknya yang cukup jauh maka yang terdengar oleh dewi ialah “RW nya ada dik?”. Karena bapak Dewi ialah RT daerah tersebut maka ia kemudian menjawab “Disini bukan rumah RW tapi rumah RT mas”. Karena kata-kata Dewi yang kurang jelas maka orang itu pun bertanya kembali, “Dik mau beli RW?” dengan suara lebih kencang dari sebelumnya. Namun sama seperti sebelumnya kata-kata orang tersebut terdengar “Dik RW rumahnya bukan disini” jawab dewi dengan kencang. Dewi kemudian membangunkan ayahnya yang sedang tidur. “Yah…bangun yah… ada orang yang cari RW tu didepan” menarik-narik baju ayah yang sedang tidur. “Aduh siapa sih siang-siang gini cari pak RW” ayah langsung terbangun dan mendatangi orang tersebut.

“Mau cari RW ya mas?, rumahnya yang itu tuh yang pagarnya berwarna ijo” menunjukan rumah RW. “Oh ngga pak, saya bukan cari RW tapi saya mau jual daging RW (Masakan yang terbuat dari anjing)” jawab orang itu tersenyum. Mendengar perkataan orang itu raut wajah ayahku berubah seperti orang yang ingin tertawa.”Oh jadi mas ini bukan mau ketemu RW tapi jualan RW to?” jawab ayahku tersenyum. “Iya pak “jawab orang itu lagi. “Oh maaf mas saya beragama muslim jadi ngga boleh makan daging RW” jawab ayahlu ramah. “Kalo gitu Maaf kan saya pak ya, saya nggak tau kalo bapak beragama muslim” tersenyum tipis kepada ayahku. “Oh ngga apa-apa kok, namanya juga manusia kan nggak luput dari kesalahan” , orang itu pun bergegas pergi dan ayahku kembali masuk kedalam rumah.

“Siapa pah?” Tanya ibuku pada ayah yang sedang mencuci tangannya di westaffel. “Tau tuh ada orang yang jual RW” jawab ayahku sambil tersenyum. Ketika semua sedang berkumpul untuk makan siang lalu ayahku menceritakan kembali kejadian tadi terjadi kepada aku, addiku, dan ibukku. Adikku dan ibukku yang mendengar cerita tersebut kemudian tertawa terpingkal-pingkal. “Makanya wi, kalo ada orang datang itu ditanyakan baik-baik mau cari siapa dan keperluannya apa” kata ayahku sambil memakan hidangan siang itu. “Iya… iya dech lain kali aku bakalan nanya yang jelas sejelasnya……” gerutuku. “Udah-udah makan dulu nanti aja dilanjutkan ceritanya” ibuku seraya mengambilkan air minum.

0 komentar:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger template Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP