Cinta yang Salah
>> Rabu, 06 Agustus 2008
Hari ini hari valentine yang disebut-sebut sebagai hari penuh cinta dan kasih sayang. Hampir semua anak SMA saat itu memberikan tanda kasih kepada orang terdekatnya. “San ini aku coklat buat kamu sebagai tanda sayangku ama kamu”, kata aris temanku yang sedang merayu seorang gadis bernama Sandra yang duduk dibelakangku. Aku saat itu bingung apa yang akan kulakukan, aku terdiam terpana melihat mereka semua tersenyum manis dan terbuai dalam suasana cinta. Dalam pikirku mungkin hanya aku saja orang yang tak beruntung mendapatkan pasangan sementara hampir semua temanku memiliki pasangan masing-masing “nasib..nasib….” menghela nafas.
Saat istirahat datang aku bersama teman-temanku pergi kekantin sekolah. Sepanjang istiirahat itu para sahabatku bercerita mengenai kado spesial yang diberikan cewennya masing-masing. “Kamu dapat apa Wan?” tanya andi penasaran. “Nggak dapat apa-apa “ jawabku santai, “ah masa sih ….” Ifan mencoba menggodaku untuk bercerita. “Beneran aku
“Wan, bagi bukunya dong” dengan mata berbinar. “Kenapa lagi, bukunya ketinggalan ?” tanyaku seraya mengambil buku ekonomi yang kuletakkan dibawah meja. “Biasa aku lupa…” jawabnya dengan santai. Karena Andi bukunya ketinggalan maka terpaksa saat itu aku berbagi buku dengan Andi. Halaman buku itu pun kubuka satu persatu tetapi ternyata didalam buku tersebut terselip selembar kertas berbentuk hati yang bertuliskan :
I love the way you think and the way you know.
What I’am think
I love You
“Happy Valentine”
Ku tunggu balasmu
By Mili
Andi yang ikut membaca
Tak terasa jam istirahat kedua telah berbunyi, kulihat Mili duduk bersama teman-temannya setia menunggu
Jam demi jam berlalu waktu pulang sekolah pun datang. Aku menunggunya di belakang mushola sekolah itu seorang diri. Lama kutunggu namun Mili tak muncul juga. “Apakah yang dikatakan teman Mili padaku tadi benar ” pikirku dalam hati. Mungkin malaikat cinta tidak berada dipihakku siang itu orang yang kunanti ternyata tak datang. Lalu seperti biasa aku pulang dengan menaiki kendaraan umum sepintas terlihat dibelakang angkot yang aku tumpangi, Mili menjemput adiknya yang pulang sekolah. “Ah mungkin Mili tak datang karena menjemput adiknya” pikirku.
Keesokan harinya aku sekolah seperti biasa, namun pikiranku agak terganggu “apakah benar Mili suka sama aku?” . Lama aku berfikir dan akhirnya aku putuskan untuk langsung menanyakannya kepada Mili agar mengetahui perasaannya yang sebenarnya. “Mil, aku mau ngomong bentar boleh?” tanyaku dengan sedikit keberanian. “
Sebulan setelah hari itu aku mengetahui bahwa Mili telah memiliki teman dekat cowo yang bersekolah disekolah lain. “Ya… mungkin ngga jodoh” jawabku dalam hati. Ternyata cinta itu bisa hadir kapan saja dimana saja. Walaupun cintaku tak berbalas tapi lain waktu aku pasti bisa mendapatkan cinta yang lebih dari sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar