“Awas Anjing...”
>> Rabu, 20 Agustus 2008
Aku bersama teman-temanku sering jalan-jalan sore keliling komplek. Disuatu hari yang terik aku beserta lima temanku berencana bermain sepak bola dilapangan komplek. Karena ingin tergesa-gesa sampai kelapangan kami mengambil jalan yang pendek dengan melewati rumah penduduk komplek. Sambil bercerita aku dan teman ku melewati rumah demi rumah penduduk. Sesampainya disuatu rumah yang cukup besar temanku Nuril menemukan sebuah bola kecil tergeletak ditanah. Karena tertarik melihat bola tersebut, ia kemudian memungut bola kecil itu dan memantul-mantulkannya ketanah.
Tanpa kami sadari tiba-tiba dua ekor anjing sebesar kambing mengintai kami dari balakang. Karena aku merasa ada yang membuntuti aku menoleh kebelakang tapi tiba-tiba kedua ekor anjing itu melompat kearah kami berenam. Bagaikan ikan sarden yang ditumpuk berjejer dipiring kami berenam terbaring ditanah mencoba berdiri untuk melarikan diri. Namun karena saling bertumpuk tidak satupun dari kami yang mampu berdiri.
Kedua anjing yang layaknya macan yang kelaparan puas mencabik-cabik kaki kami satu persatu sampai tidak satupun yang bisa melawan. “Aduh mak...tolongin....” semua berteriak sama. Beberapa menit kemudian majikan anjing yang mendengar suara kami keluar, ia kemudian memanggil kedua anjingnya itu. “Maaf ya dik, anjingnya emang galak” jawab pemilik anjing menggiring anjingnya ke kandang. “Ngga apa-apa kok om” melihat kemata kedua anjing yang kelihatannya masih penasaran terhadap kami. Diantara kami berenam terdapat dua orang temanku yang terluka cukup parah. Dengan baju lusuh dan luka-luka kami batal bermain bola dan lebih memilih pulang kerumah. “Aduh dasar anjing galak jadi sial kita” keluhku seraya membopong temanku yang terluka. Sejak hari itu kami kapok lewat rumah itu dan pengalaman itu membuatku semakin takut pada anjing.
Tanpa kami sadari tiba-tiba dua ekor anjing sebesar kambing mengintai kami dari balakang. Karena aku merasa ada yang membuntuti aku menoleh kebelakang tapi tiba-tiba kedua ekor anjing itu melompat kearah kami berenam. Bagaikan ikan sarden yang ditumpuk berjejer dipiring kami berenam terbaring ditanah mencoba berdiri untuk melarikan diri. Namun karena saling bertumpuk tidak satupun dari kami yang mampu berdiri.
Kedua anjing yang layaknya macan yang kelaparan puas mencabik-cabik kaki kami satu persatu sampai tidak satupun yang bisa melawan. “Aduh mak...tolongin....” semua berteriak sama. Beberapa menit kemudian majikan anjing yang mendengar suara kami keluar, ia kemudian memanggil kedua anjingnya itu. “Maaf ya dik, anjingnya emang galak” jawab pemilik anjing menggiring anjingnya ke kandang. “Ngga apa-apa kok om” melihat kemata kedua anjing yang kelihatannya masih penasaran terhadap kami. Diantara kami berenam terdapat dua orang temanku yang terluka cukup parah. Dengan baju lusuh dan luka-luka kami batal bermain bola dan lebih memilih pulang kerumah. “Aduh dasar anjing galak jadi sial kita” keluhku seraya membopong temanku yang terluka. Sejak hari itu kami kapok lewat rumah itu dan pengalaman itu membuatku semakin takut pada anjing.
1 komentar:
Busyet itu anjing apa anjing guede banget...makan nya pasti tulang bangkok tuh he he he he
Posting Komentar